Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 30 Juli 2023

Bacaan Alkitab: 1 Raja-raja 3:5-12; Mazmur 119:129-136; Roma 8:26-39; Matius 13:31-33, 44-52

Tuhan Yesus memaparkan banyak perumpamaan dalam rangkaian bacaan Matius 13:31-33, 44-52. Tukang kebun menaburkan biji di ladangnya karena dia tahu bahwa biji yang kecil itu mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman yang seukuran pohon. Seiring dengan pertumbuhan usia, fisik, pengetahuan dan pengalaman hidup pohon tersebut makin berguna. Itu artinya kita diundang untuk merefleksikan diri: sudahkah dan marilah kita mengusahakan kebajikan seiring dengan berjalannya usia kehidupan kita. Pembelajaran penting tentang biji sesawi juga menginpirasi bahwa ia berguna dan dicari petani betapapun ukurannya kecil. "Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, ... " (Matius 17:20). Ada banyak kisah di mana anak – anak bertahan dalam sakit yang sedang diderita, kesusahan hidup yang sedang menimpanya atau pergumulan berat lainnya namun ia menjadi inspiratif bagi orang yang lebih dewasa.

Pengajaran Tuhan Yesus berikutnya mengenai perumpamaan “harta”. Dari perumpamaan tersebut kita belajar bahwa seseorang dapat saja menemukan “harta terpendam” tidak disangka-sangka. Tetapi harta yang sesungguhnya bukan tentang kekayaan material, tetapi menemukan Kristus dan menjalin hubungan yang intim dengan Kristus jauh lebih berharga dari apapun. Seseorang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus: menempatkan Tuhan di atas segalanya. Mengasihi dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita tidak didasarkan dengan apa yang kita harapkan, tetapi didasarkan apa yang sudah diberikanNya pada kita. Kedalaman rasa cinta dan kemelekatan hati.

Lautan adalah dunia, pukat adalah Gereja. Sama seperti pukat harus ditebarkan ke tempat yang dalam, maka Gereja harus juga mewartakan Kristus ke tempat yang dalam atau Duc in Altum. Gereja sudah semestinya menyukai zona baru dan mengembangkan pelayanan betapapun tantangan begitu berat. Pukat tersebut diseret ke pantai. Gereja bersifat kudus dan am, artinya semua orang-orang diterima. Namun catatan penting: kemudian dipilihNya “ikan yang baik dan membuang ikan yang tidak baik”. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa ada dampak perbuatan tak baik: terpisahkan.

Rangkaian perumpamaan ini adalah tentang Kerajaan Allah. “…di bumi seperti di Sorga…” demikian Kristus gambarkan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah betapa luas cakupanNya. Mengembara di dunia ini, melalui karya-karya Gereja-Nya. Kerajaan Allah adalah sesuatu yang sudah seharusnya menjadi fokus utama dan tujuan dari kehidupan kita. Berperan serta dalam Kerajaan Allah mesti mengutamakan Tuhan: bukan berfokus pada kehebatan dan kelemahan kita, soal besar atau kecil, tetapi pada karya-karya Kerajaan Allah di muka bumi Mengutamakan Tuhan berarti melepas diri dari segala keinginan, ketakutan, apa yang dimiliki. Menyatukan diri pada Tuhan mempersembahkan diri padaNya.

Pdt. Pramudya Hidayat