Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 3 September 2023

Bacaan Alkitab: Matius 9:35-36 [Matius 5:13-16; 22:37-38; 25:31-46; 28:18-20]

Apakah misi itu? Jawabannya ada bermacam-macam di antara para ahli. Ada yang mengatakan bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dilakukan organisasi/perusahaan untuk mencapai visinya. Ada yang mengatakan misi adalah pernyataan tetang apa yang harus dicapai organisasi di masa yang akan datang bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Jika pertanyaan tentang apakah misi itu ditanyakan kepada para pemimpin gereja dan orang-orang Kristen, jawabannya bisa berbeda-beda juga. Ada yang mengatakan misi adalah memberitakan Injil ke seluruh dunia dan menjadikan setiap bangsa murid Tuhan. Ada yang mengatakan misi adalah mewujudkan kehadiran dan kasih Kristus. Ada yang mengatakan misi adalah menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia dan untuk mempengaruhi masyarakat sekitar dengan prinsip-prinsip Ilahi.

David J. Bosch dalam buku “Transformasi Misi Kristen” menuliskan empat macam motif misi secara teologis, dengan memaparkan juga bahwa dalam pewujudannya sering bermakna ganda, yaitu: Motif pertobatan, yang menekankan nilai keputusan dan komitman pribadi – namun cenderung mempersempit pemerintahan Allah secara rohani dan individualistis menjadi jumlah keseluruhan jiwa yang diselamatkan. Motif eskatologis, yang membuat mata orang-orang terpaku pada pemerintahan Allah sebagai suatu realitas masa depan, namun dalam semangatnya untuk mempercepat terobosan pemerintahan akhir tersebut, tidak mempunyai minat terhadap tuntutan-tuntutan kehidupan ini. Motif plantatio ecclesia (menanam gereja), yang menekankan perlunya mengumpulkan suatu komunitas orang-orang yang mempunyai komitmen, tetapi cenderung mengidentifikasikan gereja dengan Kerajaan Allah. Motif filantropis, yang menantang gereja untuk mengusahakan keadilan di dunia, tetapi yang dengan mudah menyamakan pemerintahan Allah dengan suatu masyarakat yang lebih sejahtera.

Sebagai gereja Tuhan Yesus, janganlah kita terjebak kepada salah satu ekstrim. Masing-masing motif misi yang tersebut di atas tentu ada dasarnya di dalam pengajaran Alkitab. Tetapi jika kita hanya menekankan salah satunya saja, apalagi melakukannya secara ekstrim, hal itu tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus menjalankan misi secara utuh, dan Ia pun mengajarkan agar kita menjalankan misi-Nya secara utuh.

Tuhan Yesus menjalankan misi secara utuh. Salah satu bagian firman Tuhan, yaitu Matius 9:35-36, menyatakan hal ini secara gamblang. Tuhan Yesus menjalankan misi-Nya secara utuh melalui: 1. Kehadiran dan teladan-Nya (Mat. 9:35a); 2. Mengajarkan Firman Tuhan dan memberitakan Injil (Mat. 9:35b); 3. Pelayanan sosial: melenyapkan segala penyakit dan kelemahan serta berbelas kasihan kepada mereka yang lelah dan terlantar (Mat. 9:35c-36).

Di dalam pengajaran-Nya, Ia juga menghendaki agar kita menjalankan misi-Nya secara utuh. Perintah dan pengajaran Tuhan Yesus dalam Injil Matius pasal 5, 22. 25 dan 28 menyatakan hal itu. Misi Tuhan Yesus di tengah-tengah dunia hendaknya dijalankan melalui:
a. Kehadiran/kehidupan yang diperbarui dan membawa dampak bagi orang-orang sekitar: menjadi garam dunia & terang dunia (Mat. 5:13-16).
b. Pelayanan kasih, yaitu mengasihi Allah dan sesama (Mat. 22:37-40) serta menyatakan belas kasihan & kepeduliaan kepada orang-orang
yang membutuhkan (Mat. 25:31-46).
c. Menjadikan murid, yaitu memberitakan Injil, membabtis, dan mengajar (Mat. 28:18-20).

Pdt. Andreas Loanka