Warta Jemaat GKI Gading Serpong, Minggu, 27 Agustus 2023

Bacaan Alkitab: Yesaya 51:1-6; Mazmur 138; Roma 12:1-8; Matius 16:13-20

Persekutuan yang misioner merupakan penghayatan GKI atas hakekat gereja, sebagaimana tertulis dalam mukadimah Tata Gereja GKI pada alinea 2, “... gereja adalah persekutuan yang esa dari orang-orang beriman kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang diundang dan dipanggil Allah untuk berperanserta ke dalam misi-Nya, yaitu karya Allah dalam penciptaan, pemeliharaan, penyelamatan, dan pembaruan di dunia.” Pengalaman Petrus dalam merespons pertanyaan Kristus, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mat. 16:15) nampaknya dapat merepresentasikan pergumulan Gereja dalam mewujudkan penghayatan atas hakekat gereja ini.

Petrus dapat merespons dengan tepat pertanyaan yang diajukan Kristus, sehingga mendatangkan pujian “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat. 16:17). Dari komentar Kristus itu kita tahu bahwa kemampuan Petrus untuk merespons Kristus dengan tepat merupakan kasih karunia Allah.

Atas respon Petrus itu Kristus menyatakan, “Engkau adalah Petrus” (ay. 18). Ada dua hal menarik terkait dengan pernyataan Kristus ini. Pertama, hikmat yang Allah berikan kepada Petrus sehingga dia dapat mengenal identitas Kristus adalah modal awal untuk menjadi saksi Kristus. Sebab sejatinya, terbangunnya sebuah jemaat merupakan karya Allah. Allah sendirilah yang memperlengkapi anggota jemaat untuk melahirkan karya layanan yang akan membuat jemaat dapat bertumbuh dengan baik. Hal ini juga menjadi pesan Paulus kepada jemaat di Roma, di mana Paulus menasihati jemaat untuk menyerahkan diri mereka agar dipakai bagi pembangunan tubuh Kristus, yaitu jemaat. Sebab sesungguhnya setiap anggota jemaat telah diperlengkapi Allah untuk melahirkan karya layanan dalam kehidupan berjemaat.

Kedua, Allah berkenan memberikan kepercayaan dan kuasa kepada umat-Nya yang berdiri sebagai sebuah jemaat untuk menjadi mitra Allah dalam melahirkan karya keselamatan bagi dunia. Ini adalah tanggungjawab yang sangat berat. Karena itu umat perlu mengandalkan Tuhan. Nasihat serupa ini juga digaungkan oleh nabi Yesaya yang menyerukan agar umat Allah memandang kepada Allah yang akan berkarya melepaskan mereka dari pembuangan. Dalam memandang kepada Allah itu umat akan menyaksikan Allah yang bekerja di tengah kehidupan mereka.

Memperhatikan semua hal di atas, marilah kita sebagai umat Allah menyadari bahwa Allah telah memperlengkapi kita untuk berkarya bagi kemuliaanNya, dan dalam berkarya itu marilah kita senantiasa mengarahkan pandangan mata kita kepada Allah. Amin.

Pdt. Rachmat Zakaria Mustika