Apakah yang diharapkan seseorang bila ia menanam pohon buah-buahan? Misalnya, orang yang menanam pohon mangga atau pohon jambu, apa yang diharapkannya? Tentu ia mengharapkan agar pohon itu dapat bertumbuh dan kemudian berbuah dengan baik.

Agar dapat bertumbuh dan berbuah dengan baik, ada suatu faktor yang tidak boleh diabaikan, yaitu faktor akar. Jika akarnya sehat dan berada di tanah yang gembur, maka akar itu dapat menyerap air dan sari-sari makanan yang secukupnya dari dalam tanah—sehingga pohon itu dapat bertumbuh dengan subur dan menghasilkan buah pada waktunya.

Sebagaimana sebatang pohon yang ingin bertumbuh dan berbuah harus berakar di dalam tanah yang gembur, demikian pula kehidupan iman seorang Kristen. Agar ia dapat bertumbuh dan berbuah, maka ia harus berakar di dalam Kristus. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan: “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia…” (Kol. 2:6-7a).

Menerima Kristus Yesus, yaitu percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, merupakan tahap yang sangat penting bagi manusia (Kol. 2:6). Karena tanpa Kristus kita semua berada dalam dosa (Rm. 3:23) dan mati karena dosa (Rm. 6:23; Ef. 2:1-3). Hanya di dalam Tuhan Yesuslah kita memperoleh keselamatan (Kis. 4:12; Ef. 2:4-9) dan memiliki kehidupan yang baru (Ef. 2:10; 2 Kor. 5:17).

Kehidupan Kristen tidak berhenti pada tahap percaya atau menerima Tuhan Yesus saja, namun harus dilanjutkan dengan hidup tetap di dalam Dia. Rasul Paulus mengatakan kepada orang-orang di Kolose yang sudah menerima Kristus Yesus, “Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia” (Kol. 2:6b). Ia menyadari betapa pentingnya hidup tetap di dalam Kristus, sebagaimana yang diajarkan-Nya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa jika kita terlepas dari Dia, maka kita tidak dapat berbuat apa-apa, kita akan menjadi seperti ranting-ranting pokok anggur kering yang dibuang orang; namun apa bila kita tetap tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam kita, maka kita akan berbuah banyak (Yoh. 15:5-6).

Paulus menjelaskan kepada jemaat di Kolose empat cara untuk hidup tetap di dalam Dia, yaitu: “Hendaklah kamu [a] berakar di dalam Dia dan [b] dibangun di atas Dia, hendaklah kamu [c] bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah [d] hatimu melimpah dengan syukur” (Kol. 2:7).

a. Berakar di dalam Dia

Hidup tetap di dalam Dia pertamatama diwujudkan dengan berakar di dalam Dia (Kol. 2:7a). Berakar di dalam Dia tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Sebagaimana pohon yang sehat terus-menerus menjulurkan akarnya di dalam tanah untuk mencari sari-sari makanan, demikian pula hendaknya tindakan orang-orang yang percaya.

Kita sudah mulai berakar di dalam Dia pada saat kita percaya kepadaNya. Namun kita harus terus-menerus memperdalam akar kita di dalam Dia, sehingga mendapatkan makanan rohani yang cukup dan bertumbuh dengan sehat. Caranya adalah senantiasa menyisihkan waktu untuk bersekutu dengan Tuhan melalui berdoa dan merenungkan firman-Nya. Orang beriman yang suka bersekutu dengan Tuhan dan merenungkan firman-Nya siang dan malam (Mzm. 1:2) akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan tidak layu daunnya, dan apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mzm. 1:3).

b. Dibangun di atas Dia

Berakar di dalam Kristus hendaknya dilanjutkan dengan dibangun di atas Dia (Kol. 2:7b). Bila berakar itu mengarah ke bawah permukaan tanah—sehingga pada umumnya tidak terlihat oleh orang lain, maka dibangun itu mengarah ke atas tanah—sehingga dapat dilihat dan dialami oleh orang-orang lain.

Dibangun di atas Kristus artinya mau mewujudnyatakan iman kepada Tuhan Yesus ke dalam perbuatan yang nyata. Ia bukan hanya membiarkan Roh Kudus berdiam di dalam dirinya, tetapi juga mentaati Roh itu agar bekerja di dalam dan melalui dirinya (Ef. 5:18-21). Ia menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja (Yak. 1  :22). Dengan demikian imannya itu tidak kosong (Yak. 2:20) dan mati (Yak. 2:26), melainkan hidup dan dapat menjadi berkat bagi sesama. Dibangun di atas dasar Yesus Kristus (1Kor. 3:11) akan terlihat dalam kehidupan baru (2 Kor. 5:17) yang terwujud dalam pembaharuan budi (Rm. 12 :1-2), karakter yang diwarnai buah Roh Kudus (Gal. 5:22-23), dan melakukan perbuatan yang baik (Ef. 2:10).

c. Bertambah Teguh dalam Iman yang Telah Diajarkan-Nya

Berakar di dalam Kristus menghasilkan orang-orang Kristen yang bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan-Nya (Kol. 2:7c).

Sebatang pohon yang terus-menerus berakar di dalam tanah membuat akarnya merambat semakin dalam dan luas di tanah, sehingga pohon itu akan semakin kokoh. Begitu juga orang percaya yang terusmenerus berakar dalam Kristus akan bertambah teguh di dalam Dia.

Rasul Paulus menasihati orang-orang percaya di Kolose untuk bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepada mereka (Kol. 2:7c). Nasihat ini disampaikan Rasul Paulus agar mereka dapat menghadapi orang-orang yang hendak menawan mereka dengan filsafatnya yang kosong dan palsu—ajaran yang bersumber dari manusia dan roh dunia, ajaran yang bukan bersumber dari Kristus (Kol. 2:8).

Seperti orang-orang percaya di Kolose, orang-orang percaya pada masa kini juga menghadapi tantangan yang tidak kalah besarnya. Itu sebabnya kita pun harus bertambah teguh dalam iman yang diajarkan Tuhan kepada kita melalui para nabi dan para rasul, sebagaimana tertulis dalam Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Orang-orang Kristen yang memiliki pemahaman yang mendalam akan firman Tuhan dan memelihara firman itu dalam kehidupannya akan mendapat kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan, cobaan, dan penindasan. Hal ini dapat diibaratkan seperti pohon yang telah merambatkan akarnya jauh ke dalam tanah akan dapat bertahan menghadapi sinar mentari yang terik, air hujan yang deras, atau angin badai yang dahsyat.

d. Hati Melimpah dengan Syukur

Hati yang melimpah dengan syukur adalah buah yang dihasilkan oleh orang-orang percaya yang hidup tetap di dalam Kristus. Hidup tetap di dalam Dia tidak saja membuat seorang Kristen semakin berakar di dalam Dia, namun juga bertumbuh, dan pada akhirnya berbuah di dalam Dia.

Orang Kristen yang berakar dan bertumbuh di dalam Dia akan semakin mengenal Allah yang sedemikian besar mengasihinya (Yoh. 3:16) serta menghayati perbuatanperbuatan-Nya yang ajaib, sehingga ungkapan syukur terus-menerus mengalir ke luar dari dalam hatinya. Hati yang melimpah dengan syukur itu bukanlah hasil produksi atau rekayasa dari luar, melainkan buah yang timbul dari dalam diri orang tersebut.

Orang Kristen yang hatinya melimpah dengan syukur akan nampak dalam kehidupannya yang senantiasa memuliakan Tuhan dan mempersembahkan yang terbaik kepada-Nya. Bukan lagi ego dirinya yang menjadi fokus dan tujuan hidupnya, tetapi dirinya sendiri yang dipersembahkannya sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah (Rm. 12:1). Dengan penuh sukacita dan sukarela ia mempersembahkan talenta, pikiran, tenaga, uang, dan waktunya untuk melayani Tuhan sebagai ungkapan syukur. Hati yang melimpah dengan syukur itu bukan hanya diwujudkan dalam pelayanan di dalam gereja, tetapi juga di tengah keluarga, tempat kerja, masyarakat, dan dunia.

Marilah kita senantiasa mengingat dan menerapkan firman Tuhan dalam Kolose 2:6-7 ini  : “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

 Kehidupan Kristen tidak berhenti pada tahap percaya atau menerima Tuhan Yesus saja, namun harus dilanjutkan dengan hidup tetap di dalam Dia.