Hingga saat ini pandemi COVID-19 masih belum berakhir. Hal itupun dapat dilihat dari terus meningkatnya pasien positif COVID-19 di berbagai belahan dunia. Adanya penyebaran virus tersebut tentu sangat berdampak pada banyak hal, termasuk perayaan Natal 25 Desember Tahun 2020 ini.

Namun Youth Ministry GKI Gading Serpong tetap melaksanakan ibadah Natal pada tanggal 13 Desember 2020.

Dibawakan oleh Sdr. Hebron W. Pemasela, acara ini mengambil tema The Way Maker, yang artinya Sang Penerobos. Sebelum memulai ibadah, jemaat membaca Alkitab dari dua bagian Firman, yaitu Mikha 2:12-13 dan Yesaya 9:1, 5. Bagi sebagian orang, tahun 2020 identik dengan masalah yang disebabkan oleh pandemi, khususnya yang membangun usaha, merencanakan studi, atau mempersiapkan pernikahan. Hanya karena pandemi, banyak orang yang tidak bisa melihat masa depan. Pandemi tidak membedakan orang dari berbagai kalangan.

Melalui Firman yang diambil dari kitab Mikha, Israel mengalami penderitaan karena dijajah bangsa Asyur. Nabi Mikha hadir untuk memberikan penguatan. Israel harus menuruti segala perintah dari bangsa Asyur yang terkenal akan kekejamannya. Yesaya juga menyatakan bangsa Israel sungguh menderita. Kondisi yang dialami Israel tidak berbeda dari fase yang sedang kita alami, fase kegelapan yang menyebabkan kita “tertawan” oleh pandemi.

Contohnya:

1. Masalah keluarga, karena hampir setiap hari berkumpul dengan keluarga.

2. Konflik antar pasangan yang sebelumnya sibuk dengan dirinya masing-masing. Penelitian juga menunjukkan angka perceraian lebih tinggi.

3. Konflik pekerjaan, menyebabkan banyak orang yang di-PHK, sulit mendapatkan uang, resesi, usaha ditutup, serta kebangkrutan.

4. Kejenuhan dan keletihan mental karena segala aktivitas dilakukan secara online. Ada kasus di bulan Oktober, di mana seorang siswa bunuh diri karena terlalu banyak beban studi yang diberikan oleh guru.

5. Pikiran dan iman yang harus melawan keadaan. Segala sesuatu menjadi kelam dan suram.

Pandemi ini awalnya adalah masalah fisik (sakit-penyakit), kemudian menjadi masalah psikis, sosial (relasi), dan pada akhirnya menjadi spiritual (mempertanyakan keberadaan Tuhan). Sulit untuk melihat Tuhan di kondisi yang penuh ketidakpastian.

Penerobos, yaitu Mesias, digambarkan sebagai pahlawan yang akan maju dan membuka jalan bagi umat-Nya. Tuhan datang saat tidak ada jalan di dalam hidup. Suatu masalah yang sangat besar, melebihi situasi yang sedang dialami, yakni dosa, bahkan manusia pun tidak bisa menyelesaikannya. Dosa menjadi jurang pemisah yang begitu dalam antara Tuhan dan manusia.

Maka pada momentum Natal, Mesias telah lahir ke dunia, karena itu umat Tuhan harus percaya, Tuhan yang sama akan datang menyelesaikan masalah dosa, supaya kita bisa kembali menjalin relasi dengan Tuhan. Jika masalah terbesar, yakni dosa, mampu diselesaikan Tuhan, masalah pandemi ini juga pasti bisa diselesaikan-Nya. Sebagai umat percaya kita harus selalu memiliki iman, bahwa Tuhan akan membuka jalan dan menggenapi janji-Nya, seperti Tuhan menggenapi janji-Nya menyelamatkan bangsa Israel.

Sering kali keegoisan kita membuat manusia menjadi tidak taat kepada-Nya. Akankah kita tetap mengikuti-Nya, karena Tuhan sudah turun dan mati dalam dunia? Penting sekali untuk mempercayai Tuhan, bahwa Ia selalu memegang janji-Nya dalam hidup kita.