Materi pelatihan editor Majalah Sepercik Anugerah GKI Gading Serpong: https://www.gkigadingserpong.org/artikel/pembinaan/pelatihan-editor-majalah-sepercik-anugerah?highlight=WyJlZGl0b3IiXQ==

Majalah Sepercik Anugerah GKI Gading Serpong mengadakan acara pelatihan editor pada hari Sabtu, 30 September 2023. Tepat pukul 08.00, acara yang dilangsungkan secara daring ini dibuka dengan doa dan renungan singkat oleh Pdt. Danny Purnama. Pelatihan ini baru pertama kali diadakan bagi para editor, setelah menerbitkan 18 edisi, diikuti oleh 15 orang peserta, yang terdiri dari Pdt. Danny Purnama, Pnt. Suryadiputra Liawatimena, Pnt. Benny Febijanto Markus, dan para anggota redaksi, baik para editor maupun penulis.

Firman Tuhan diambil dari Kolose 1:27 dan 3:23. Para peserta diingatkan, melalui pelayanan majalah ini, firman Tuhan dapat diteruskan kepada para pembaca. Untuk itu tim redaksi diminta untuk terus berkomitmen melayani, walaupun kadang dilanda kejenuhan dan kesulitan dalam rutinitas pelayanan. Narasumber pelatihan ini adalah Ibu Endah Dwisotyati, mantan wartawan dan redaktur Mutiara, Suara Pembaruan, dan Satu Harapan.

Melalui pelatihan ini redaksi diingatkan, seorang editor yang baik tidak hanya mencermati penggunaan kata dan tanda baca. Terkadang bahkan perlu menulis ulang naskah. Ia harus “berakrobat kata”, mempertimbangkan berbagai alternatif bentuk kalimat yang lebih efektif dan efisien. Seorang editor harus kreatif dan memiliki banyak perbendaharaan kata. Ia juga perlu memeriksa akurasi data-data yang disajikan dalam tulisan, seperti ayat firman Tuhan yang dikutip, dan data-data yang ditampilkan dalam liputan dan rubrik sosok/profil. Tidak hanya memberikan teori, narasumber juga mengajak peserta untuk berlatih menyunting dengan menggunakan beberapa artikel yang pernah dimuat dalam Majalah Sepercik Anugerah edisi sebelumnya, yang ternyata masih belum tersunting secara optimal. Para peserta, baik anggota redaksi maupun Pdt. Danny sangat antusias mengajukan berbagai pertanyaan, terutama dalam hal-hal yang selama ini menimbulkan keraguan ketika menulis maupun menyunting naskah.

Tak terasa, tujuh jam pun berlalu dengan cepat. Sebagai hasil dari pelatihan ini, redaksi menyusun pedoman penyuntingan/penulisan naskah, sehingga setiap editor dapat memiliki acuan yang seragam. Dengan demikian, naskah yang diterbitkan lebih bermakna dan enak dibaca. Narasumber juga mengingatkan agar dalam rapat redaksi juga ada sesi evaluasi, termasuk memberi masukan ketatabahasaan kepada para penulis, supaya mereka pun dapat terus meningkatkan kemampuan menulisnya.