Pada bagian pertama tulisan ini, kita sudah mengenal gangguan Skizofrenia, Bipolar, Depresi, Cemas, dan Obsesi Kompulsi. Bagi yang belum membacanya di majalah Anugerah edisi lampau, dapat membuka pada link http://gkigadingserpong. org/gallery/majalah-anugerah/2982- majalah-sepercik-anugerah-9th-edition. html.

Sedangkan pada tulisan bagian kedua ini, akan diperkenalkan gangguan disosiasi, psikosomatis, gangguan makan, gangguan tidur, dan gangguan kepribadian.

DISOSIASI (Dissociative Disorder)

Merupakan gangguan psikologis, di mana penderita mengalami keterputusan integrasi antara kesadaran, memori, identitas, emosi, persepsi, fungsi motorik, dan perilaku. Biasanya ditandai dengan gejala:

1. Adanya “sesuatu di luar diri” yang mengontrol kesadaran dan perilaku, disertai hilangnya kesinambungan pengalaman diri. Jadi ada saat-saat di mana penderita merasa bukan dirinya sendiri, dan merasa dunianya “terputus”.

2. Tidak bisa mengakses informasi atau melakukan kontrol terhadap fungsi mental yang seharusnya bisa diakses atau dikontrol, misalnya tidak bisa mengingat apa yang terjadi semalam sebelum tidur, tidak ingat mengapa bisa ada sepatu orang lain di kamar, dsb.

Penyakit ini biasanya muncul akibat pengalaman traumatis atau pengalaman memalukan, yang ingin disembunyikan oleh penderita. Ada beberapa jenis gangguan disosiasi, seperti adanya dua atau lebih kepribadian yang menguasai diri (kepribadian ganda), merasa tidak nyata dan terputus dari sekitarnya, atau terputus dari diri sendiri, amnesia/tidak bisa mengingat peristiwa pada kurun waktu tertentu, dsb.

PSIKOSOMATIS (Somatic Disorder)

Merupakan gangguan, di mana penderita mengalami:

1. Pikiran yang berlebihan mengenai kondisi fisik, kecemasan yang tinggi mengenai kesehatan fisik, kuatir mengalami penyakit fisik yang serius.

2. Setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh dokter, tidak ditemukan adanya gejala penyakit, atau penyebab timbulnya penyakit tidak bisa dijelaskan. Misalnya, penderita merasa sakit di dada dan berasumsi menderita penyakit jantung. Walaupun setelah diperiksa dokter tidak ada gejala penyakit jantung, tetapi penderita terus-menerus merasa dirinya memiliki penyakit jantung. Atau penderita merasakan nyeri di leher dan punggung, namun setelah diperiksa dokter tidak ditemukan gejala penyakit apapun yang dapat menyebabkan nyeri di leher dan punggung. Seringkali penyakit ini pun bergantiganti jenis dan lokasinya, karena memang sebabnya bukan fisik, tetapi psikis.

Misalnya pertama-tama penderita merasa sakit di punggung. Setelah sembuh, lalu minggu depannya merasa sakit di leher, lalu menjadi sakit perut, dst. Jika kondisi ini sudah berlangsung selama 6 bulan tanpa ada penjelasan secara medis, maka penderita sebaiknya segera berkonsultasi kepada psikolog untuk mengatasi masalah ini.

GANGGUAN MAKAN (Feeding & Eating Disorder)

Gangguan ini ditandai dengan terganggunya pola makan yang mengganggu kesehatan fisik maupun kondisi psikologis penderita. Contohnya antara lain:

a. Pica: Memakan benda yang tidak bernutrisi dan bukan makanan (sabun, kertas, tanah, dsb) selama minimal 1 bulan.

b. Anorexia Nervosa: Cemas akan penambahan berat badan, memiliki standar berat badan yang sangat rendah dibandingkan normal, menolak asupan makanan dengan cara diet berlebihan, atau memuntahkan kembali makanan yang dimakan.

c. Bulimia Nervosa: Pada satu episode makan berlebihan, tidak bisa mengontrol diri saat makan, tidak bisa berhenti makan. Lalu pada episode lain berusaha mengontrol berat badan dengan cara diet berlebihan, memuntahkan kembali makanan yang dimakan, olahraga berlebihan, meminum obat pencahar, dsb. Masih ada berbagai jenis gangguan makan yang lainnya, sehingga bila merasa ada masalah dalam hal ini silakan berkonsultasi langsung dengan psikolog.

GANGGUAN TIDUR (Sleep-Wake Disorder)

Adanya keluhan mengenai kurangnya kualitas tidur, waktu tidur maupun durasi tidur, sehingga mengakibatkan masalah pada aktivitas sehari-hari. Contohnya antara lain:

a. Insomnia: Sulit untuk tidur, sering terbangun, bangun terlalu pagi dan tidak bisa tidur kembali.

b. Hypersomnolence: Tidur berlebihan namun tidak merasa segar ketika bangun, berkali-kali tidur dalam satu hari.

c. Narcolepsy: Tidak bisa mengontrol kebutuhan untuk tidur.

d. Parasomnias: Perilaku yang tidak normal terkait tidur atau peralihan tidur-bangun. Misalnya tidur sambil berjalan, ketakutan/panik berulangulang saat tidur, mimpi buruk yang membuat stress, dsb.

Masih ada berbagai jenis gangguan makan yang lainnya, sehingga bila merasa ada masalah dalam hal ini silakan berkonsultasi langsung dengan psikolog.

GANGGUAN KEPRIBADIAN (Personality Disorder)

Gangguan kepribadian yang ditandai dengan adanya pola kognitif, afektif dan perilaku yang berbeda dari orang lain pada umumnya. Bersifat stabil dan menetap, dimulai pada masa remaja atau dewasa awal. Hal ini biasanya akan mengganggu fungsi sosial penderita, dan dapat berdampak pada aktivitas seharihari. Contohnya antara lain:

a. Paranoid: Tidak percaya dan kecurigaan yang terus menerus pada orang lain, selalu mempertanyakan motif di balik perkataan atau perilaku orang lain.

b. Skizoid: Menjauh dari interaksi sosial dan membatasi reaksi emosi dalam hubungannya dengan orang lain.

c. Antisosial: Tidak menghargai hak orang lain, tidak peduli keselamatan orang lain, mudah melakukan kekerasan/agresi, mudah melanggar hukum, gagal mengikuti norma sosial, mudah berbohong, impulsif (langsung bertindak tanpa berpikir panjang), gagal bertanggung jawab secara konsisten.

d. Borderline: Gambar diri/identitas dan emosi yang tidak stabil, impulsif yang merugikan diri, merasa diri hampa dan diabaikan, kemarahan yang kuat dan sulit dikendalikan.

e. Histrionik: Ekspresi emosi yang kuat untuk menarik perhatian, tidak nyaman ketika tidak menjadi pusat perhatian, menonjolkan fisik dan penampilan untuk menarik perhatian, menggunakan kata-kata yang berlebihan untuk memunculkan impresi positif, tingkah laku berlebihan seperti aktor/aktris dalam menunjukkan emosinya.

f. Narsistik: Kebutuhan berlebihan untuk dikagumi, kurang empati, merasa diri spesial dan superior (dalam imaginasi atau perilaku), terus-menerus berimajinasi tanpa batas mengenai kesuksesan, kekuasaan, kepandaian, kecantikan, atau cinta yang ideal; menunjukkan kesombongan, mudah mengeksploitasi orang lain demi kepentingan diri.

Selain gangguan yang dituliskan dalam bagian (1) dan (2), masih terdapat gangguan psikologis lainnya yang bisa diderita oleh orang dewasa. Untuk itu silakan langsung berkonsultasi kepada tenaga ahli, jika ada gejala-gejala psikologis yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari. Jangan sembarangan meminum obat antidepresan atau obat-obat lainnya tanpa resep dari psikiater. Semoga tulisan ini bisa membantu kita semua untuk menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental/psikologis, selain menjaga kesehatan fisik. Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?

Jika ingin bertanya mengenai gangguan psikologis pada orang dewasa, silakan menulis e-mail ke: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. atau berkonsultasi langsung ke Psikolog Dewasa di Klinik Anugerah dengan membuat janji terlebih dahulu melalui nomor telp. 021-54202007.