Pandemi Corona (COVID-19) menimbulkan dampak bagi kita semua, baik secara pribadi, keluarga, gereja, maupun masyarakat. Keadaan saat ini tidak pernah terpikirkan sedikit pun dalam benak kita, manusia. Dunia hubungan sosial menjadi sempit, karena kita dilarang berkumpul, kegiatan ibadah keagamaan ditangguhkan, keramaian pesta-pesta dibatasi, dan rapat-rapat dilakukan melalui komunikasi Zoom. Ekonomi sangat terpukul. Ada banyak usaha dan pekerjaan yang mengalami gangguan, terancam bangkrut, dan harus melakukan pemutusan hubungan kerja; ditambah pasar global pun terpukul. Tanpa disadari, kita merasa cemas, takut, kesepian, dan tidak berdaya, seperti sedang melewati dan berada di lembah yang paling gelap.

Mazmur 23 dapat menguatkan dan menjawab pergumulan manusia di tengah-tengah masa pandemi ini:

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku , takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Mazmur 23 adalah salah satu bagian Mazmur yang paling terkenal dalam sejarah manusia, dan berisi seluruh ritme pengalaman manusia:

1. Mazmur 23:1-3, Tuhan Sumber Kehidupan Manusia Daud menggambarkan Tuhan sebagai gembalanya

Daud mengetahui dengan jelas seperti apa tugas dan pekerjaan seorang gembala, karena sejak kecil ia sudah menjadi gembala. Tuhan Sang Gembala Agung membuat hidup Daud tidak kekurangan, selalu mencukupi apa yang dibutuhkan oleh Daud, si domba. Sang Gembala mengenal satu per satu dombadombanya, juga selalu menjaga, melindungi, bahkan siap berkorban, serta tidak pernah jauh dari dombadombanya. Itulah sebabnya domba akan merasa aman selama berada di samping gembalanya.

Sang Gembala membaringkannya di padang yang berumput hijau dan membimbingnya ke air yang tenang; serta menyegarkan jiwanya. Sang Gembala membimbing dan menuntun, berarti tugasnya adalah untuk memandu dan mengarahkan. Tuhan membawanya kepada padang yang berumput hijau dan segar setelah melewati padang rumput yang kering. Tuhan menuntun dan memberi padang makanan yang terbaik.

Bahkan Daud menegaskan, Tuhan membimbingnya ketika melewati air yang bergolak atau bergelombang, menuju ke air yang tenang. Air tenang merupakan gambaran peristirahatan yang menyegarkan, seperti seorang musafir menemukan oasis di tengah padang pasir yang kering.

Sang Gembala juga menuntun di jalan yang benar oleh karena namaNya. Kata ‘menuntun di jalan yang benar’ artinya ketika Daud berjalan di jalan yang salah, Tuhan menegur dan mengingatkannya untuk kembali kepada Tuhan. Daud juga sadar, tanpa Tuhan, maka jalan yang dilaluinya adalah sudah pasti salah.

2. Mazmur 23:4 Tuhan Menyertai Manusia Melewati Kesulitan

Daud tidak takut ketika melewati lembah kekelaman, karena Tuhan Sang Gembala menyertai. “Lembah kekelaman “bicara tentang sesuatu yang tidak pasti, menantang bahaya, berada di dalam persoalan, penuh dengan risiko dan beban yang berat. Situasi seperti berada dalam “lembah kekelaman” sering dialami oleh Daud dalam perjalanan hidupnya. Tetapi Daud tidak takut, karena ada keyakinan yang kuat di dalam dirinya, bahwa Allah Sang Gembala tidak pernah meninggalkan, melainkan selalu atau senantiasa berada bersamasama dengannya.

3. Mazmur 23:5-6 Keyakinan Umat

“Pialanya penuh berlimpah,” artinya di sepanjang kehidupannya, Tuhan melimpahkan kemurahan dan kebaikan yang tak terkira, yang dapat Daud saksikan kepada semua orang, termasuk musuh-musuhnya. Jadi Tuhan Sang Gembala bukan hanya memberi apa yang dibutuhkan, tetapi melimpahi dengan kemurahan-Nya.

Di akhir perikop ini Daud menegaskan, karena dia menjadikan Tuhan sebagai Gembalanya, maka tidak hanya ia memiliki jaminan bahwa ia berjalan di jalan yang benar, ia pun mengalami kebajikan dan kemurahan Tuhan seumur hidupnya, dan mengalami kehadiran Tuhan di sepanjang jalan hidupnya.