“Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.”

Matius 5:29-30

Salah satu acara televisi yang aku sukai adalah The Aquarium, serial televisi Animal Planet yang menceritakan kehidupan aneka hewan yang tinggal di sebuah akuarium terkenal di Amerika Serikat serta para perawat satwa yang merawatnya. Di antara mereka, terdapat sepasang singa laut liar yang berhasil diselamatkan bernama Alex dan Josie. Kedua singa laut ini tidak bisa dilepaskan ke alam liar karena terkena penyakit mata yang parah, sehingga mereka harus dirawat. Selama beberapa minggu, para perawat berupaya keras untuk merawat Alex dan Josie.

Mereka bermain dengan kedua singa laut tersebut, memberi makan ikanikan lezat dan melatih mereka untuk melakukan beberapa perilaku khusus agar nantinya mereka lebih jinak sehingga dokter hewan bisa memeriksa mereka dengan mudah. Dalam proses tersebut, para perawat membangun relasi yang erat dengan Alex dan Josie. Suatu hari, Alex dan Josie dibawa ke klinik akuarium untuk operasi mata dan ternyata ditemukan bahwa retina di salah satu mata mereka masingmasing telah putus. Jika tidak segera ditindaklanjuti, penglihatan mereka akan memburuk hingga tidak bisa melihat lagi. Saran dokter hewan adalah untuk mengambil lepas mata yang bermasalah itu. Kabar tersebut sangat mengejutkan para perawat satwa. Mereka tidak menyangka masalah mata Alex dan Josie separah itu. Setelah diskusi yang sangat intensif, para perawat setuju dengan tindakan tersebut, semua demi kebaikan kedua singa laut itu di masa depan. Setelah operasi, Alex dan Josie hidup bahagia di dalam akuarium meski hanya memiliki satu mata. Menurut para perawat satwa, lebih baik mengambil sebuah mata supaya singa laut hidup lebih sejahtera daripada mempunyai dua mata tetapi hidup menderita. Dibutuhkan sebuah keputusan yang sangat besar atau radikal untuk menyelamatkan hidup mereka.

Aku teringat bagian dari Khotbah di Bukit, tepatnya di Matius 5:29-30. Yesus berkata kepada pendengarnya bahwa jika mata atau tangan kananmu menyesatkanmu, singkirkanlah mereka, karena lebih baik jika satu dari anggota tubuhmu binasa daripada seluruh tubuhmu masuk neraka. Pada bagian ini sebenarnya Yesus sedang memberi nasihat tentang perzinahan, namun prinsipnya bisa diterapkan terhadap semua dosa dan kebiasaan yang buruk. Untuk melepaskan hal-hal tersebut, dibutuhkan sebuah tindakan atau keputusan yang sangat tegas dan mungkin menyakitkan di masa sekarang, tetapi akan sangat baik untuk masa depan. Kita memiliki banyak kebiasaan buruk, seperti kemalasan, senang menyontek, menjelek-jelekkan teman, kecanduan bermain gadget, dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut bisa merusak hidup kita jika tidak ditindaklanjuti, sama seperti mata rusak kedua singa laut tersebut. Kita harus memberanikan diri untuk melakukan tindakan-tindakan yang drastis demi memperbaiki hidup kita.

Memang tidak enak, tetapi lebih baik hal yang menganggu itu hilang dan tidak menyusahkan kita daripada membiarkan dosa atau kebiasaan buruk itu menguasai diri kita. Mari lihat diri kita, apa sih yang membuat kita berdosa? Maukah kita mengorbankan suatu kebiasaan buruk demi kehidupan yang lebih baik?