Murid-murid Kristus sudah menerima berkat Allah yang berlimpah. Mereka telah diberkati dengan kasih, pemeliharaan, penyertaan, perlindungan, dan pembelaanNya (Mzm 23:1-6). Berkat terbesar yang mereka terima dari Allah adalah ketika Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal untuk menyatakan kasih-Nya dan memberikan hidup yang kekal kepada mereka yang percaya (Yoh 3:16). Murid-murid Kristus, yang telah menerima berkat berlimpah dari Allah, dikehendakiNya untuk menjadi berkat bagi sesama. Ia berfirman kepada Abraham, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat” (Kej 12:2). Demikian pula firman-Nya kepada murid-muridNya: “Kamu adalah terang dunia… hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat 5:14-16). Sama seperti Abraham diberkati untuk menjadi berkat, demikian juga murid-murid Kristus diberkati untuk menjadi berkat bagi sesamanya.

Bagaimana cara murid-murid Kristus menjadi berkat? Berdasarkan firman Tuhan dalam Surat Kolose 3:1-4:6, penulis mengajak pembaca untuk mempelajari empat hal yang dapat dilakukan oleh murid-murid Kristus untuk menjadi berkat:

1. Menjadi berkat melalui kehidupan pribadi yang diperbarui (Kol 3:1-17).

Murid-murid Kristus dapat menjadi berkat melalui kehidupan pribadi yang diperbarui di dalam Kristus. Mereka yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor 5:17). Pembaruan itu hendaklah dinyatakan di dalam seluruh aspek kehidupan mereka.

Pertama, pembaruan hati dan pikiran (Kol 3:1-4). Pembaruan itu membuat hati mereka berpusat pada Kristus dan pikiran mereka tertuju pada-Nya. Sebagai orang yang telah mati dan bangkit bersama dengan Kristus, mereka “mencari perkara yang di atas, di mana Kristus ada” (Kol 3:1) serta “memikirkan perkara yang di atas, bukan yang di bumi” (Kol 3:2). Hati dan pikiran mereka bukan lagi tertuju kepada kepentingan diri sendiri, melainkan terarah untuk memuliakan Allah dan menjadi saluran berkat bagi sesama.

Murid-murid Kristus diberkati untuk menjadi berkat

Kedua, menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru (Kol 3:5-17). Dengan kuasa Tuhan, murid-murid Kristus mematikan segala tabiat duniawi, nafsu jahat, dan kebiasaan dosa di dalam diri mereka (Kol 3:5). Dengan pertolongan Tuhan, mereka membuang segala kemarahan, kejahatan, dusta, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut mereka (Kol 3:8-9a). Bukan hanya menanggalkan manusia lama serta kelakuannya (Kol 3:9b), tetapi mereka juga mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbarui di dalam Dia (Kol 3:10). Mereka mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (Kol 3:12). Mereka dapat sabar dan saling mengampuni, sama seperti Tuhan telah mengampuni mereka (Kol 3:13). Mereka mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol 3:14), memiliki hati yang dikuasai oleh damai sejahtera Kristus, dan selalu bersyukur (Kol 3:15). Perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara mereka, sehingga mereka mampu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain, dan sambil menyanyikan mazmur dan pujian dan nyanyian rohani mereka mengucap syukur kepada Allah di dalam hati mereka (Kol. 3:16). Segala sesuatu yang mereka lakukan dengan perkataan atau perbuatan, mereka lakukan dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur kepada Allah (Kol 3:17). Murid-murid Kristus, yang telah menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru, memiliki kehidupan yang terusmenerus diperbarui untuk memuliakan Allah dan menjadi berkat bagi sesama.

2. Menjadi berkat melalui kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis (Kol 3:18-21).

Murid-murid Kristus dapat menjadi berkat melalui kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis. Tuhan tidak merencanakan kehidupan keluarga yang kacau bagi umat-Nya, tetapi Ia menghendaki agar mereka memiliki kehidupan rumah tangga yang sehat. Ia memberikan firman-Nya untuk menuntun umat-Nya memiliki kehidupan rumah tangga yang sehat dan harmonis.

Firman Tuhan menuntun umatNya untuk menjalankan peran dan tanggung jawab masing-masing dengan baik. Firman Tuhan mengajarkan agar istri tunduk kepada suaminya dan suami mengasihi istrinya, anak menghormati orang tuanya dan orang tua memperhatikan anak-anaknya (Kol 3:18-21). Bila masing-masing anggota keluarga menaati firman Tuhan untuk menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan baik, niscaya kehidupan keluarganya akan sehat dan harmonis.

Keluarga yang sehat dan harmonis tidak saja menjadi berkat bagi anggota keluarga itu, tetapi juga menjadi berkatbagi sesamanya. Keluarga yang sehat dan harmonis, selain membangun generasi penerus yang sehat dan berguna, juga dapat menjadi teladan bagi sesama, dan mendatangkan manfaat bagi masyarakatnya. Bila setiap keluarga hidup sehat dan harmonis, maka masyarakatnya pun akan bertumbuh dengan sehat, dan berkembang dengan baik. Oleh sebab itu, murid-murid Kristus diajarkan untuk menjadi berkat melalui kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis.

3. Menjadi berkat melalui etos kerja yang baik (Kol 3:22-4:1).

Murid-murid Kristus dapat menjadi berkat melalui etos kerja yang baik. Mereka adalah ciptaan baru (2 Kor 5:17), yang diciptakan Allah di dalam Kristus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef 2:10). Hidup baru hendaklah terus-menerus mereka nyatakan dalam kehidupan seharihari, termasuk di tempat kerja. Pembaruan di dalam Kristus mempengaruhi etos kerja, sehingga apa pun status dan profesi mereka, murid-murid Kristus tetap dapat menjadi berkat melalui etos kerja mereka yang baik. Kolose 3:22-4:1 mengajarkan beberapa prinsip bagi murid-murid Kristus untuk memiliki etos kerja yang baik. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1. Disiplin dan berintegritas, yaitu bekerja dengan setia, bukan hanya di hadapan atasannya untuk mencari muka, tetapi dengan tulus hati, karena takut akan Tuhan (Kol 3:22).

2. Kreatif dan inovatif, karena bekerja dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3:23)

3. Proaktif dan produktif, karena ada upah dari Tuhan, selain upah dari manusia (Kol 3:24)

4. Hati yang takut akan Tuhan, sehingga selalu mawas diri dan tidak melakukan apa yang dipandang salah di hadapan-Nya (Kol 3:25).

5. Adil dan jujur terhadap sesama, karena sadar bahwa mereka ada hamba Tuhan (Kol 4:1).

Murid-murid Kristus yang menjadi karyawan, pegawai negeri, pengusaha, ataupun kaum profesional, tetap dapat menjadi berkat melalui etos kerja yang baik. Ada disiplin dan integritas, kreatif dan inovatif, proaktif dan produktif, hati yang takut akan Tuhan, serta adil dan jujur terhadap sesama. Apa pun status mereka, dalam bekerja, murid-murid Kristus harus memegang prinsip firman Tuhan, yaitu: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kol 3:23). Apa pun profesi mereka, murid-murid Kristus mesti menjalaninya dengan segenap hati dan penuh pengabdian. Jika diberi kesempatan untuk menjadi atasan, berbuatlah jujur dan adil terhadap bawahan. Jika diberi kesempatan menjadi pemberi kerja, perlakukanlah para karyawan dengan baik, dan jangan mengurangi apa yang menjadi hak mereka. Bila mendapatkan keuntungan yang melimpah, berikanlah bonus kepada karyawan-karyawan yang layak untuk menerimanya, agar mereka dapat hidup lebih sejahtera. Alkitab mengingatkan kepada setiap orang, “Ingatlah, kamu juga mempunyai Tuan di sorga” (Kol 4:1).

4. Menjadi berkat melalui kesaksian hidup yang holistik (Kol 4:2-6).

Murid-murid Kristus dapat menjadi berkat melalui kesaksian hidup yang holistik. Kesaksian yang holistik mencakup presensi (kehidupan Kristen yang dihadirkan), proklamasi (pemberitaan Injil), dan pelayanan kasih (memperhatikan dan menolong sesama yang membutuhkan). Dengan kesaksian yang holistik, murid-murid Kristus menjadi terang dan garam di tengahtengah dunia ini.

Kesaksian hidup mesti dilakukan dengan bersandar kepada Tuhan. Murid-murid Kristus adalah manusia yang mempunyai banyak kelemahan dan dapat jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Kejatuhan mereka tentu akan mendukakan hati Allah, dan menjadi batu sandungan bagi sesama. Oleh karena itu, selain berpegang kepada Firman Tuhan, muridmurid Kristus harus senantiasa berdoa. Bertekunlah dalam doa dan berjagajagalah sambil mengucap syukur (Kol 4:2). Doakan pula para hamba Tuhan dan misionaris, agar Ia membukakan pintu bagi mereka untuk melayani dan memberitakan Injil (Kol 4:3-4).

Untuk menjadi saksi Kristus di dunia yang majemuk ini, murid-murid Kristus harus senantiasa penuh hikmat dan penuh kasih (Kol 4:5-6). Alkitab berkata, “Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada” (Kol 4:5). Hikmat dari Tuhan membuat mereka tahu kapan harus, dan kapan tidak boleh, berbicara dengan orang lain tentang iman mereka. Hikmat membuat mereka tidak menjadi sombong atau memberi kesan bahwa mereka lebih tinggi atau lebih benar. Mereka tidak suka mengritik, mengecam atau berdebat dengan orang-orang yang memiliki kepercayaan yang berbeda, karena mereka tahu bahwa orang-orang luar tidak akan datang kepada Kristus bila direndahkan, dikecam atau diajak berdebat. Mereka akan mengikuti nasihat dari firman Tuhan, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang” (Kol. 4:6). Mereka selalu menjalin komunikasi yang hangat dan berdialog yang penuh kasih dengan orang-orang lain. Jikalau ada pertanyaan, kritikan, ataupun hinaan orang-orang luar terhadap murid-murid Kristus atau tentang iman Kristen, mereka tidak menanggapinya dengan reaktif. Sebagaimana ajaran Firman Tuhan, mereka akan merespons dan memberikan jawaban dengan perkataan yang arif dan penuh kasih. Kehidupan dan perkataan murid-murid Kristus yang penuh hikmat dan penuh kasih tentu akan menjadi kesaksian yang memberkati bagi banyak orang dan memuliakan Allah.

Murid-murid Kristus diberkati untuk menjadi berkat. Mereka dapat menjadi berkat melalui kehidupan pribadi yang diperbarui, kehidupan keluarga yang sehat dan harmonis, etos kerja yang baik, serta kesaksian hidup yang holistik. Kehidupan para murid yang menjadi berkat bagi sesama akan memuliakan Bapa yang di sorga.