Sibuk adalah salah satu ciri-ciri orang tua masa kini. Kesibukan dalam pekerjaan, perjalanan dan pertemanan membuat banyak orang tua tidak memiliki cukup waktu untuk anak-anak, apalagi mendidik dan memuridkan mereka. Pendidikan anak-anak diserahkan ke sekolah. Orang tua merasa telah berbuat sesuatu jika sudah memasukkan anak-anak mereka ke sekolah favorit dan membayar uang sekolah setiap bulan. Kalau dianggap belum cukup, mereka pun membayar guru les untuk mengadakan bimbingan belajar bagi anak-anak mereka. Urusan anak-anak di rumah diserahkan kepada pembantu rumah tangga. Orang tua sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga kurang memperhatikan anak-anak mereka.

Apakah dengan menyerahkan pendidikan dan pengasuhan anak-anak kepada sekolah, guru les dan pembantu sudah cukup? Tentu saja tidak! Orang tua memiliki tanggung jawab utama untuk mengasuh dan mendidik, bahkan memuridkan anak-anak mereka.

I. ARTI MEMURIDKAN ANAK-ANAK

Banyak orang tua yang salah kaprah, sehingga mengira mendidik anakanak hanya dalam arti intelektual saja. Sebenarnya mendidik anak-anak itu memiliki cakupan yang luas. Kamus Webster mendefinisikan “mendidik” sebagai “membimbing pertumbuhan dari; membimbing perkembangan mental, moral, dll; membesarkan; mengasuh; mendisiplin atau mengkondisikan; menyiapkan agar sanggup.”

Penulis menggunakan istilah “memuridkan” untuk membicarakan tentang “mendidik dalam arti yang luas.” Kata “memuridkan” dipakai untuk menjelaskan perihal membawa anak-anak untuk percaya kepada Tuhan Yesus, belajar hidup menjadi murid-Nya, dan bertumbuh dalam segala hal ke arah Dia (Ef. 4:13-15). Memuridkan adalah membimbing anak-anak untuk bertumbuh di dalam Tuhan secara utuh, yaitu bertumbuh secara fisik, mental, moral, sosial, dan spiritual (Luk. 2:40, 52).

II. MEMURIDKAN ANAK-ANAK SANGAT PENTING

Memuridkan anak-anak di dalam Tuhan Yesus sangat penting. Sejak dini anak-anak harus dibimbing untuk mengenal jalan keselamatan, percaya kepada Tuhan Yesus, dan menjadi murid-Nya. Ada beberapa alasan mengapa memuridkan anak-anak itu sangat penting. Pertama, anak-anak adalah orang berdosa yang membutuhkan keselamatan di dalam Tuhan Yesus (Rm. 3:23; 6:23). Bila anak-anak sejak kecil sudah dibawa kepada Tuhan, itu berarti menyelamatkan seluruh hidup mereka. Kedua, anak-anak rentan terkena serangan (1 Ptr. 5:8). Mereka perlu dibimbing untuk menjadi murid Kristus yang berakar di dalam Dia, sehingga tetap teguh menghadapi berbagai tantangan dan pencobaan. Alkitab mengajarkan: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Ams. 22:6).

Ketiga, anak-anak adalah generasi penerus. Memuridkan anak-anak sejak dini sangat menentukan masa depan diri mereka, keluarga, gereja, masyarakat dan dunia.

Keempat, anak-anak adalah pemancarpemancar iman. Apabila anak-anak dimuridkan di dalam Tuhan, maka iman dan gaya hidup Kristen dapat tetap menyala terang melalui kehidupan mereka dan bisa pula diteruskan kepada orang-orang lain seperti melalui generator yang menyalakan lampulampu di sekitarnya. Orang tua sering dianggap pandai bersandiwara, tetapi anak-anak selalu tampil apa adanya sehingga dapat menjadi saksi Kristus yang efektif.

Memuridkan anak-anak tidak cukup hanya dengan perkataan, tetapi perlu juga dengan keteladanan.

III. PERANAN ORANG TUA DALAM MEMURIDKAN ANAK-ANAK

Peranan orang tua sangat penting dalam memuridkan anak-anak. Timotius bisa menjadi seorang Kristen yang baik dan pelayan Kristus yang berhasil karena ibu dan neneknya melakukan pemuridan dalam keluarga. Oma Lois dan ibu Eunike telah mengajarkan Kitab Suci kepada Timotius sejak ia masih kecil, sehingga ia dapat mengenal jalan keselamatan, percaya kepada Kristus Yesus dan menjadi murid-Nya (2Tim. 3:15). Dengan dasar firman Tuhan orang tua Timotius membentuk kehidupan spiritual, moral, sosial, mental dan karakternya (2Tim. 3:16-17). Fokus Para orang tua tentu menginginkan agar anak-anak mereka hidup berhasil di kemudian hari, yaitu berhasil baik di hadapan Allah maupun di hadapan manusia. Untuk itu jangan mengabaikan perintah Tuhan untuk mendidik anak-anak mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef. 6:4). Para orang tua harus proaktif untuk memuridkan anak-anak mereka seturut dengan ajaran dan nasihat Tuhan agar anak-anak mereka dapat bertumbuh sehat dengan seutuhnya.

Para orang tua yang memuridkan anak-anak dapat menolong mereka untuk memiliki kemampuan atau kecerdasan yang utuh. Bukan saja memiliki kecerdasan intelektual (IQ), tetapi juga kecerdasan emosi (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan kreativitas (CQ), serta kecerdasan adversity yang memampukan mereka untuk bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup (AQ).

IV. MEMURIDKAN ANAK-ANAK PERLU TELADAN

Memuridkan anak-anak tidak cukup hanya dengan perkataan, tetapi perlu juga keteladanan dalam perbuatan. Perbuatan berbicara lebih kuat dari pada perkataan. Dari Ulangan 6:5-7 para orang tua dapat belajar beberapa hal penting di dalam menjalankan tanggung jawab untuk memuridkan anak-anak mereka.

Pertama, menjadi teladan dalam mengasihi Tuhan (Ul. 6:5). Para orang tua harus belajar untuk mengasihi TUHAN dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan. Orang-orang tua yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan akan memancarkan kasih melalui kehidupan mereka. Hal itu sudah tentu memberikan dampak yang besar bagi anak-anak. Mereka akan melihat kasih Tuhan yang nyata melalui kehidupan orang tua mereka serta mengalami sendiri kasih itu. Pada gilirannya mereka akan mengasihi Tuhan (Mat. 22:37) serta mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah (Rm. 12:1).

Kedua, menjadi teladan dalam memperhatikan perintah Tuhan (Ul. 6:6). Para orang tua harus menjadi pelaku firman dan tidak hanya menjadi pendengar saja (Yak. 1:22). Prinsip-prinsip Firman Tuhan harus menjadi landasan bagi setiap aspek kehidupan mereka. Dengan demikian mereka bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka untuk memperhatikan dan melakukan perintah Tuhan. Ayah dan ibu yang memperhatikan perintah Tuhan akan menciptakan keluarga yang indah dan diberkati.

Ketiga, mengajarkan Firman Tuhan secara berulang-ulang kepada anak-anak dan membicarakannya setiap waktu (Ul. 6:7). Allah sendiri yang menetapkan tanggung jawab bagi orang tua untuk menanamkan Firman Allah ke dalam hati, pikiran dan perbuatan anak-anak mereka secara terusmenerus. Para orang tua janganlah jemu-jemu untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka dan membicarakannya pada saat mereka sedang duduk-duduk di rumah ataupun sedang dalam perjalanan, pada malam hari sebelum mereka tidur ataupun pada pagi hari setelah mereka bangun. Firman Tuhan yang diajarkan dengan tekun dan konsisten akan menolong anak-anak mereka bertumbuh dengan sehat. Anak-anak mereka bukan hanya akan bertumbuh sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara spiritual, sosial, mental dan moralnya.

Memuridkan anak-anak sangat penting. Para orang tua hendaklah proaktif untuk melakukannya. Memuridkan anak-anak tidak cukup hanya dengan perkataan, tetapi perlu juga dengan keteladanan. Cara paling baik untuk memuridkan anak-anak di dalam Tuhan adalah dengan menjadi teladan dalam mengasihi Allah dan memperhatikan firman-Nya, serta membicarakan firman Tuhan secara berulang-ulang kepada mereka. Para orang tua yang memuridkan anak-anak mereka sesungguhnya sedang menolong anak-anak mereka untuk bertumbuh dengan sehat dan utuh.