Matius 6:24

“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Apa yang dicari orang? Uang. Bukan Tuhan Yesus, begitulah sepenggalan lirik dari lagu sekolah minggu yang diajarkan kepada anak-anak. Lagu ini sarat akan makna yang begitu mendalam, bahkan semua usia dapat masuk di dalamnya. Semua orang pasti mempunyai kecenderungan untuk lebih suka mencari dan mencintai uang daripada Tuhan Yesus. Uang seringkali menjadi momok bagi kehidupan manusia. Bahkan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa uang seringkali menjadi “tuan” atas hidup manusia, yang manusia kejar dan manusia layani.

Yesus pun pernah berbicara keras mengenai hal ini. Ia pernah memperingatkan kepada orang percaya bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengabdi kepada dua tuan, yaitu kepada Tuhan dan Mamon, karena jika demikian maka orang tersebut akan mencintai yang satu dan membenci yang lain. Maka dari itu penting sekali bagi orang percaya secara khususnya untuk mengintropeksi diri apakah dirinya sudah sungguh-sungguh mengabdi hanya kepada Tuhan saja.

Lalu bagaimanakah sikap orang percaya terhadap uang?

1. Jadilah tuan atas uangmu

Berbicara tentang uang adalah berbicara tentang siapa yang menjadi tuan atas siapa.  Uang menjadi tuan atas kita atau kita menjadi tuan atas uang kita. Sebagai orang percaya haruslah kita yang menjadi tuan atas uang, bukan lagi uang yang menjadi tuan atas kita. Artinya kitalah yang berkuasa atas uang, kita yang mengatur dan mengelolanya dengan baik. Bukan sebaliknya, bukan uang yang berkuasa atas kita dan bukan uang yang mengatur hidup kita.

2. Cukupkan diri dalam segala hal

Manusia tidak dilahirkan dengan insting puas/cukup, tetapi belajar menjadi puas. Belajar mencukupkan diri atas segala berkat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Yakinlah akan FirmanNya yang akan selalu menyediakan apa yang kita perlukan dan janganlah khawatir akan hal tersebut. Karena itulah setelah mengatakan tidak dapat mengabdi kepada Tuhan dan Mamon, Yesus mengajarkan tentang janganlah kuatir tentang hidupmu (Mat 6:25-34).

Segala harta yang ada di dunia ini adalah milik Tuhan (Mzm 24:1). Tuhan tidak pernah mentransfer kepemilikan atas hartaNya kepada kita, tetapi Tuhan mengijinkan manusia untuk dapat mengelolanya. Maka dari itu sudah seharusnya yang menjadi Tuan atas hidup kita bukanlah uang, tetapi Tuhan. Artinya Tuhanlah yang berkuasa atas hidup kita, Dialah yang mengatur hidup kita dan sudah seharusnya kita melayani Dia. Biarlah hasrat yang menggebu-gebu atas Tuhan itu ada di dalam hidup kita.

Yesus berkata, karena dimana hartamu berada disitu hatimu berada (Mat 6:21). Harta orang percaya yang sesungguhnya adalah Tuhan dan FirmanNya, karena hanya Tuhan dan FirmanNyalah yang akan kita miliki untuk selama-lamanya. Maka dari itu, marilah kita bersama menjadikan Tuhan sebagai Tuan kita dan harta kita satu-satunya dengan terus bertekun hidup di dalam Tuhan dan FirmanNya. Belajar menjadi murid Kristus yang otentik, salah satunya adalah menjadikan Tuhan sebagai prioritas utama dalam hidup kita.

Kita butuh uang, tetapi uang bukan segalanya. Kita butuh Tuhan karena Tuhanlah segalanya