Membahas tema tentang “Meneladan pada Sang Guru” mengingatkan saya pada buku karangan Banawiratma, yaitu “Yesus Sang Guru”. Pekerjaan Yesus sebagai guru selalu memperhatikan dan menjaga kehidupan dalam kebersamaan atau persekutuan. Yesus, Sang Guru, adalah Yesus yang penuh dengan pengetahuan, hikmat, dan kharisma, atau memiliki kehidupan spiritual yang baik. Yesus sebagai Sang Guru menuntut kesetiaan, kerendahan hati, iman, dan percaya, bahkan ketaatan sampai akhir, dalam mengikuti perintah dan keteladananNya.

KARAKTER DAN PELAYANAN YESUS

Jika kita renungkan, apa yang dapat kita teladani dari Yesus Sang Guru? Maka itu berarti karakter dan pelayanan yang telah dilakukan oleh Yesus.

1. Karakter Yesus

Lukas 2:40 dan 52 menggambarkan karakter Yesus Sang Guru, yaitu :

a. Bertambah hikmat

Yesus bertambah hikmatNya. Apa artinya bertambah hikmat? Kata hikmat dalam bahasa Yunani “sophia” artinya memiliki ketajaman untuk membedakan, mempertimbangkan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang benar dan tidak benar, berhati-hati dan waspada.

Terbukti Yesus menguasai Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama. Kita yakin Dia adalah Tuhan, tetapi Yesus pun sejak kecil belajar Firman Tuhan (Ulangan 6).Yang dilakukan Yesus adalah mengunjungi Bait Allah secara rutin, setia mempelajari Firman Tuhan, dan berdoa. 

b. Dikasihi Allah

Yesus dikasihi BapaNya; ini membuktikan, bahwa Yesus memiliki kehidupan spiritualitas yang baik, bahkan hari makin hari semakin dikasihi Allah Bapa-Nya.

Kenapa Yesus dikasihi Allah? Yesus dikasihi karena memiliki kehidupan rohani yang baik. Yesus telah mempelajari Firman Tuhan secara mendalam, dan bergumul dalam Firman itu. Yesus dikasihi Allah karena ketaatan-Nya (Yohanes 8:29, 17:4). Yesus sebagai Guru menyiapkan dengan serius kehidupan rohani-Nya.

c. Dikasihi manusia

Yesus sang Guru juga memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia, terbukti Dia semakin dikasihi oleh sesama. Bukan hanya memiliki hubungan atau relasi yang baik, tetapi Yesus pun menjadi berkat dan berbuat sesuatu yang dapat dirasakan oleh banyak orang. Yesus sangat aktif dalam komunitas di Bait Allah, dan melaksanakan tugas-tugas sehari-hari sebelum berkarya secara penuh.

Yesus sebagai Sang Guru patut diteladani. Sebelum mengajar dan berkarya, Yesus melakukanNya terlebih dahulu, jadi bukan hanya berbicara, tetapi juga melakukan.

2. Pelayanan Yesus

Selama hidup-Nya, kehidupan Yesus mengajarkan kepada umatNya, bagaimana melayani bagi sesama. Seluruh hidup-Nya hanya mengajar dan berbuat nyata.

Jika kita mempelajari apa yang dilakukan Yesus dalam Yohanes 13:1-17, maka kita menemukan 3 ciri pelayanan yang patut diteladani, yaitu :

a. Guru yang melayani

Dalam tradisi Yahudi, untuk masuk ke dalam rumah, harus ada hamba yang melayani dengan membasuh kaki para tamu. Dalam Yohanes 13, tidak ada pelayan yang membasuh, dan Yesus mau menjadi pelayan atau hamba bagi para murid-Nya. Hamba itu tak berdaya, tidak punya hak atas dirinya sendiri, hanya taat kepada sang tuan. Padahal Dia bukan hanya seorang guru, tetapi Dia adalah Tuhan.

Hamba yang seperti apakah Yesus? Yesus, Sang Guru dan Tuhan, memberi teladan bagaimana melayani. Sebagai seorang hamba yang bersahaja, Yesus mempraktikkan ajaranNya dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Yesus melayani dengan menyediakan apa yang dibutuhkan orang lain, dan tidak ada perasaan malu untuk memberi dan berbagi, apalagi sebagai pelayan yang dianggap rendah pada waktu itu. Betapa agung teladan yang diberikan kepada kita.Yesus melayani dengan kerendahan hati. Mari kita belajar berbuat, bukan hanya berbicara. Rendah hati, dan bukan congkak dengan jabatan atau materi yang kita miliki.

b. Melayani dengan kesungguhan, tanpa mengeluh

Yesus memberikan teladan bagaimana melayani tanpa bersungut-sungut dan mengeluh,melainkan Dia melayani dengan kesungguhan. Malam itu tidak ada satupun murid-Nya yang menyediakan dirinya untuk membantu Yesus melayani sesama murid. Murid-murid Yesus hanya berdiam diri, duduk manis menanti pelayanan Yesus, Sang Guru dan Tuhan.

Pelayanan itu dikerjakan tanpa satupun yang membantu, tetapi dilakukan oleh Yesus dengan sungguh-sungguh. Buktinya tidak ada satupun kata keluhan dan marah yang keluar dari mulut Yesus. Bagaimana dengan pelayanan kita? Rasanya pelayanan kita penuh dengan keluhan dan sungut-sungut.

c. Melayani dengan rendah hati

Coba kita bayangkan, bagaimana malam itu Yesus melayani? Dengan tenang dan kesungguhan, Yesus mendatangi muridmurid-Nya satu-persatu. Yesus membungkuk dan memegang kaki para murid, dan membasuhnya sampai bersih. Ini adalah tindakan yang membuktikan kerendahan hati yang luar biasa. Bagaimana pelayanan kita? Jujur, pelayanan yang kita lakukan seringkali menggoda kita untuk jatuh kedalam kesombongan, bahkan ingin menggantikan Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja.

d. Semua dilayani

Teladan lain yang dapat dipelajari dan diteladani dari Yesus adalah, semua murid-Nya dilayani dengan kesungguhan. Apa buktinya? Tentu kita tahu, malam itu Yudas Iskariot yang juga dikasihi oleh Yesus, ternyata tetap dilayani oleh Yesus. Murid yang akan menjual diri-Nya pun tetap dilayani. Bagaimana dengan kita? Jujur kita melayani sesuai dengan selera kita, pilih-pilih siapa yang akan dilayani. Semua harus dilayani.

Menjadi bahan perenungan bagi kita semua, yang mengaku murid Yesus, apakah kita telah meneladan pada Sang Guru?